Di sini boleh ngawur, ketawa, misuh, teriak dan sebagainya karena blog ini hanya TA-KAN-TAH. Takantah berarti tidak sungguhan, bisa fiktif belaka, namun blog ini nyata.

Saturday, September 10, 2016

Memaknai Jodoh


Pagi sekitar jam 4, seseorang mengirimiku pesan wastap. Dia berkabar nanti jam 20-an akan menyandang status baru, sebagai istri.

Intermezzo

Tiga tahunan dia menjalin hubungan khusus dengan seorang lelaki. Mereka berdua sahabat baik, kemudian terikat perasaan asmara. Kebetulan mereka juga bersahabat denganku.

Perasaan yang terjalin antara mereka bisa disebut cinta. Ya, mereka saling mencintai. Seharusnya dengan begitu, mereka akan menikah lalu hidup bahagia bersama sebagai keluarga. Selesai.

Namun itu tidak terjadi. Mereka belum mendapat restu orang tua. Kemudian yang terjadi, siperempuan dipinang lelaki lain. Dan nanti malam lelaki itu akan resmi menjadi suaminya.

Suatu saat aku bersama sahabatku yang lain mengalami peristiwa penyadaran. Saat itu bersamanya saya berencana ke kota Sumenep untuk membayar kreditan motor. Uang saat itu pas-pasan, jadi tidak ada rencana lain selain bayar kreditan. Namun yang terjadi, kantor LC sedang tutup karena alasan yang tidak kami ketahui. Selanjutnya mendapati ada kerusakan pada knalpot motor, kami mengubah rencana sebaiknya ke bengkel dulu. Alhasil, uang untuk bayar kreditan justru dibuat bayar perbaikan motor.

Sahabatku pun berujar, "begitulah jodoh".

Saya langsung manangkap yang dimaksud sahabatku itu. Tidak lama beberapa minggu sebelumnya dia menikah. Cerita pertemuannya dengan sang istri hampir mirip peristiwa motor itu.

Dia sebelumnya berusaha pendekatan sama perempuan. Hanya sebatas menggali informasi tentang calonnya itu. Hampir setiap hari dia mengamati kegiatan si perempuan. Dia sebenarnya ditarget oleh ibunya untuk segera menikah. Bahkan bulan dan tahunnya sudah ditentukan, namun sahabatku belum memiliki calon. Karena itulah dia mengintai perempuan tadi. Singkat cerita, mendekati waktu pernikahan yang ditentukan, ternyata sahabatku justru memilih perempuan lain, bukan perempuan yang dia amati berminggu-minggu lamanya.

Perempuan yang sekarang jadi istrinya justru tetangga dekat perempuan yang diamatinya. Sahabatku padahal hanya melihat dia sekali saat keluar dari rumah. Yang diincar rumah selatan, eh yang diraih malah rumah utara.

"Begitulah jodoh". Belum tentu sesuai dengan apa yang direncanakan manusia.

***

Dalam kasus ini, saya pun memiliki makna tersendiri tentang jodoh. Kalau menurut seseorang, "Sekalipun menikah itu belum tentu jodoh, sebab ada kemungkinan berpisah." Dia mencoba mengatakan jodoh adalah yang terikat selamanya.

Sedikit berbeda, saya memaknai jodoh adalah hubungan relasi. Saat hubungan relasi --baik itu relasi sebagai teman, suami-istri, partner kerja dll.,-- terjalin, maka itulah jodoh. Jika hubungan putus, maka bukan jodoh lagi. Istri atau suamimu adalah jodoh, dan jika berpisah maka dia bukan lagi jodohmu.

Lalu kemudian pertanyaan pentingnya adalah, "Siapa jodohku?"
(#Eh, ga nyambung ya? Haha)


*Oya, teruntuk sahabatku, semoga dengan rahmat dan mawaddah pernikahanmu sakinah. Semoga pilihanmu diridhai Alloh dan semoga olehNya dipermudah usahamu dalam memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih telah meninggalkan jejak

Muktir Rahman

Muktir Rahman
Muktir adalah nama langka, tidak banyak yang memilikinya, di Negeri ini. Sulit diucapkan, sulit dihafal tapi tidak sulit dikenang.
TA KAN TAH. Powered by Blogger.

My Blog List

Labels