Di sini boleh ngawur, ketawa, misuh, teriak dan sebagainya karena blog ini hanya TA-KAN-TAH. Takantah berarti tidak sungguhan, bisa fiktif belaka, namun blog ini nyata.
  • Maaf dan Terimakasih

    Kata "Maaf" dan "Terimakasih" bukan ungkapan basa-basi. Ia adalah kualitas kemanusiaanmu

  • Gak Usah Ember

    Ada banyak hal yang tidak perlu diumbar ke orang lain, biar kemesraan hanya milik kita. Sekalipun itu telah jadi kenangan.

  • Dua Tangan

    Jika ocehanmu tak bermutu, ngocehlah sama tanganku.

  • Terpisah Rak Buku

    Maka apa yang lebih mesra dari sepasang kekasih yang terpisah rak buku?.

Sunday, November 2, 2014

Kembali Merantau I

Pada sekitar tahun 2008-2009 aku pernah merasakan suasana hidup di rantau, kota Surabaya. Sebalum akhirnya pulang ke kampung halaman, Sumenep, aku menyempatkan diri menyimpan tekad untuk merantau kembali di kota yang lain, entah itu Yogyakarta, Jakarta, Semarang atau yang lainnya.

Empat tahun kepulanganku di Sumenep hampir membuat pudar keinginanku merantau kembali. Namun, dasar saja keinginan yang tertanam dalam diri, keinginan itu mulai tumbuh perlahan dan terus tumbuh lalu membuahkan takdir: keinginanku terpenuhi.

Tepatnya pada tanggal 5 Agustus 2014, aku menginjakkan kaki di kota yang sebelumnya tak masuk daftar untukku mengadu nasib di sana. Kota Jakarta, Yogya atau Semarang yang jadi tujuanku malah belum pernah kudatangi. Takdir yang tak bisa disangka; aku mendarat di Malang, kota yang...... (terlalu dini memberi deskripsi kota ini :-) ).

Satu alasan kuat yang membuatku sampai dan akan tinggal di Malang dalam waktu cukup lama adalah sama dengan alasanku tinggal di Surabaya, yakni; kuliyah. Jika di Surabaya aku menempuh pendidikan D1 Teknisi komputer, di Malang lain lagi. Aku sedang menempuh pendidikan S2 Ekonomi Syariah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Sampai tulisan ini buat, aku berada di Malang kurang lebih 3 bulan. Ada banyak hal yang kudapat di kota ini, khususnya di UIN Maulana Malik Ibrahim. Mulai dari teman baru, orang dengan berbagai jenis kekurangan dan kelebihan masing-masing, tempat baru, suasana baru.
 

 foto ini diambil pas aku dan sebagian teman kelas baru selesai mengikuti mata kuliyah dan hendak ke luar melalui lift.
 Sesampainya di halaman depan kampus, ada yang berinisiatif untuk mengabadikan kebersamaan. Kebetulan waktu itu ada sekretaris prodi Ekonomi Syariah, Ust. Jalal, lalu kami ajak untuk foto bareng.
Posisi berdiri, tengah, mengenakan baju batik adalah Ust. Jalal yang dimaksud. Sedang yang lain adalah teman seangkatan. Sebenarnya jumlah kami yang merupakan angkatan pertama adalah 16 orang, cuman saat itu kebetulan tidak datang semua. Bersambung......
>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

Muktir Rahman

Muktir Rahman
Muktir adalah nama langka, tidak banyak yang memilikinya, di Negeri ini. Sulit diucapkan, sulit dihafal tapi tidak sulit dikenang.
TA KAN TAH. Powered by Blogger.

My Blog List

Labels