Di sini boleh ngawur, ketawa, misuh, teriak dan sebagainya karena blog ini hanya TA-KAN-TAH. Takantah berarti tidak sungguhan, bisa fiktif belaka, namun blog ini nyata.
  • Maaf dan Terimakasih

    Kata "Maaf" dan "Terimakasih" bukan ungkapan basa-basi. Ia adalah kualitas kemanusiaanmu

  • Gak Usah Ember

    Ada banyak hal yang tidak perlu diumbar ke orang lain, biar kemesraan hanya milik kita. Sekalipun itu telah jadi kenangan.

  • Dua Tangan

    Jika ocehanmu tak bermutu, ngocehlah sama tanganku.

  • Terpisah Rak Buku

    Maka apa yang lebih mesra dari sepasang kekasih yang terpisah rak buku?.

Friday, November 25, 2016

Nairatul Achkamiyah, Perempuan Inspiratif dari Kampung Sasar

Lahir dan besar di perkampungan bernama Sasar. Kampung pelosok di ujung timur Madura, tepatnya Desa Kapedi Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep. Sejak kecil cinta dan peduli pada pendidikan. Kecintaan tersebut dibuktikan dengan tidak ragunya beliau menimba ilmu ke para alim yang setiap hari untuk menuntut ilmu beliau menempuh perjalanan kurang lebih 8 km dengan berjalan kaki.
Saat dewasa dan berkeluarga, atas dukungan suami beliau mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang dinamai Miftahul Ulum. Lembaga tersebut menampung para muda mudi kampung Sasar untuk belajar. Mayoritas penduduk Sasar saat itu tidak melek pendidikan, karena yang jadi motivasi hidup mereka adalah bertani, bekerja dan mendapatkan uang sehingga tidak jarang penduduk Sasar yang tidak tuntas mengenyam pendidikan setingkat sekolah dasar. Melihat kenyataan demikian Nyi. Nairah, begitu beliau dikenal, pun menaruh perihatin dan oleh karenanya beliau mendirikan lembaga Miftahul Ulum tersebut.
Ny. Nairah sendiri tidak memiliki ijazah formal bahkan ijazash SD beliau tidak memilikinya. Namun beliau peduli akan pendidikan. Beliau belajar kepada para gurunya secara private bukan di lembaga formal. Kepeduliannya terhadap pendidikan penduduk Sasar khususnya, yang telah mengispirasi untuk mendirikan lembaga pendidikan dan tidak hanya itu lembaga tersebut mendapatkan surat ijin operasional dari kemenag.
Proses pendirian lembaga pendidikan Miftahul Ulum tidaklah berjalan lancar, banyak rintangan yang dihadapi termasuk proses legalisasi dari kemenag tersebab Nyi Nairah tidak memiliki ijazah pendidikan. Namun atas izin Allah yang maha kuasa, berdasar kemampuan dan luasnya keilmuan beliau yang disaksikan langsung oleh perwakilan kemenag saat itu dengan cara Nyi Nairah mempresentasikan (berpidato) di depan masyarakat dan itu didokumentasikan dalam bentuk video, maka kemudian keluarlah surat ijin operasional pendidikan. Saat itu, Miftahul Ulum menajdi satu-satunya lembaga pendidikan yang diakui oleh permerintah dan mendapat ijin menyelenggarakan pendidikan setingkat sekolah dasar di kampung Sasar. Jadilah lembaga tersebut kemudian bernama Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum.
Selain itu, beliau mengadakan dan membina langsung kumpulan (Madura: kompolan) pengajian kitab-kitab klasik yang membahas perkara kehidupan sehari-hari di kampung Sasar dan sekitarnya. Jadwalnya setiap hari, kecuali hari Rabu dan Sabtu.
Hingga sekarang di umurnya yang sudah menua (60-an) dan meski sambil menahan penyakit yang dideritanya, beliau tetap aktif berpartisipasi dalam proses pendidikan di Miftahul Ulum dan masyarkat Sasar. Ditambah beliau tetap aktif di keorganisasian Muslimat NU Sumenep.
Meski dengan fasilitas terbatas di Miftahul Ulum, semangat beliau tidak pernah kendor untuk peduli pendidikan. Kekurangan ruang belajar tidak pula membuatnya kehabisan cara. Rumah kediaman beliau pun difungsikan untuk ruang belajar mengajar.
Begitulah beliau membuktikan dan menunjukkan pada saya dan pemuda pemudi yang lainnya, bahwa siapa pun bisa melakukan sesuatu untuk orang lain, masyarakat, bangsa dan bahkan Negara, tidak terbatas hanya kerena dia belia, tua, perempuan, orang kampung dan tidak pula terbatas hanya karena tidak berijazah formal.
Semoga kesehatan selalu menyertai beliau. Amin.

>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

Tuesday, November 15, 2016

Menikmati Masakan Orang Terunik

Tidak usah pedulikan judulnya. Perhatikan tokoh yang akan kuceritakan kali ini. Perempuan unik. 
Barangkali kamu tidak percaya ada perempuan jarang (untuk tidak menyebut tidak sama sekali) mandi, eh tapi dia cantik. Suer samber humburger, dia cantik meski anti air. Jika masih tak percaya, searching saja di gugel dengan keyword Nurul Alfiyah Kurniawati.
Suatu saat dia cerita ingin segera pindahan kos, tersebab air mandinya warna coklat dan bau. Menurutku sebenarnya dia tidak mempermasalahkan airnya kotor dan bau sehingga punya alasan untuk tidak mandi, tapi lebih karena perempuan satu ini harus steril dari bakteri. Kulit, terutama area wajahnya, semacam terjaring rosacea.Intinya dia harus menghindarkan kulitnya dari bakteri, seperti yang berkembang biak di air kotor dan bau. Oleh karena itu, dia sikatan, cuci muka dan pipis terpaksa menggunakan air mineral yang dibeli di toko dekat kosannya. Duuh, sungguh ini anak bikin gemes. Tidak suka mandi, tapi pipis pake beli air botolan segala.
Alasan lainnya dia ingin pindah kosan karena tidak ada dapur dan tempat jemur cucian. Bagi orang yang suka nyuci dan cinta memasak, tempat jemuran pakaian dan dapur sungguh menjadi taman surga baginya. Sedangkan kosan yang tidak terdapat taman surga begitu adalah neraka. Semoga dia segera menemuka taman surganya… amin.
Selain itu, Nurul seorang penulis. Jika kamu cari namanya di gugel, jangan terkejut misal nanti ketemu link yang menjelaskan tentang kebolehan dia dalam menulis cerita ( http://www.bjeben.id/2012/12/menulis-cerita-sebagai-kesenangan.html ). Tulisannya juga terparkir di media nasional, Jawa Pos.
Bercerita mengungkap keunikan dan kelebihan satu anak ini kurasa tidak akan cukup waktu satu hari atau bahkan full satu minggu dan tidak akan cukup 500 lembar kertas menampung biografinya.
Karenanya aku tidak akan bercerita lebih panjang lagi, aku hanya ingin mengucapkan terimakasihku pada Nurul telah bersedia kurepotkan membuatkan makanan super enak untukku. Sambal pindang dan lemper.
Masakan ini menjadi sangat spesial bagiku, pertama, karena aku baru pertamakali makan masakan Nurul dan makan yang namanya sambal pindang. Kedua, karena dia saat memasak ini, tempo emosinya sedang tidak stabil. Ibu, ayah dan adiknya sedang sakit bersamaan kakaknya sedang tidak di rumah. Dia bilang memasak merupakan upaya dia mengatur tempo emosinya agar tidak sedih melainkan tetap berbahagia. Ketiga, butuh waktu seharian dia berkutat di dapur dari pagi sampai jam 00.00.
Terakhir, aku berjanji tidak menyiakan masakannya. Sudah kulahap habis masakan yang diperuntukkan untukku. Sekali lagi, terimakasih Nyih Nurul. Masakanmu ueeeeenaaak, tapi kurang pedas… hahahah. Namanya sambal pindang tapi pedasnya tidak terasa. Sedangkan untuk lempermu, aku angkat topi wes, enak dan baru pertama aku ngerasakan lemper dengan rasa yang beda. Pokoe, salam lemper… :D


>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

Wednesday, November 9, 2016

Dia Wisuda tapi Aku Lambat Mengucapkan Selamat

Ada teman mengenalkan teori Quantum padaku. Hal yang dapat kutangkap adalah apa yang terjadi padaku adalah serangkaian takdir yang telah direncanakan oleh Sang Maha Perencana. Aku pun juga terlibat dalam perencaan itu, hanya aku amnesia (lupa) tentang rencana yang kubuat itu. Amnesia yang terjadi padaku disengaja, dan amnesiaku termasuk dari rencana tersebut. Oleh karena itu kadang ketika mengalami suatu mejadian aku merasa pernah mengalami sebelumnya. Dejavu. Begitu teori quantum yang diperkenalkan padaku.

Tercatatlah dalam kepalaku. 

Aku bertemu seorang perempuan yang memperkenalkan dirinya Eva. Pertemuan kami di luar dugaanku, tapi aku serasa pernah mengalaminya. 

Awal bertemu tidak ada yang menarik darinya, selain pengakuannya kuliah di Jogja. Yah aku menaruh perhatian lebih pada hal yang berkaitan dengan Jogja. Sampai akhirnya kami akrab dan terikatlah hubungan yang sulit dibahasakan namun intinya adalah erat dan kuat, lebur dan bersatu ( tuh kan, membahasakannya sulit). Aku memanggilnya Lek Eva dan dia memanggilku Kak Muktir. Gak usah ngecie cie. Biasa saja kali. Jihha haahaa.

Perkenalan dan hubungan kami yang demikian serasa pernah kualami. Itu pernah terjadi sebelumnya. Kami pernah saling kenal secara intens. Mungkin karena itulah, pertama kali bertemu kami langsung akrab.

Terlepas dari quantum, ada banyak hal yang bagiku unik dan menarik darinya. Baik itu tingkah lakunya, cara dia menyikapi kehidupannya, penampilannya sampai cara dia tertawa pun aku terkesan. Dari kisah hidupnya banyak pula yang senang kusimak, diantaranya keputusan dia untuk kuliah dan perjalanan kuliahnya di UII jurusan kimia.

Pada tanggal 23 Oktober kemarin dia wisuda. Pada tingkat keinginan terbesarku aku ingin datang ke acara wisudanya dan ikut merayakan kegembiraannya menyandang gelar sarjana. Dasar aku selalu punya alasan, ya aku tidak bisa datang karena tidak memungkinkan. Aku harus pulang ke Madura saat itu.

Okelah agar tidak berpanjang kali lebar lagi, demi untuk memberikan hadiah sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia atas wisuda Lek Eva, maka aku menuliskan ini dan meski lambat kuucapkan selamat atas wisudamu, Lek. Semoga ilmu yang kamu peroleh bermanfaat. ^_^

>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

Muktir Rahman

Muktir Rahman
Muktir adalah nama langka, tidak banyak yang memilikinya, di Negeri ini. Sulit diucapkan, sulit dihafal tapi tidak sulit dikenang.
TA KAN TAH. Powered by Blogger.

My Blog List

Labels