Di sini boleh ngawur, ketawa, misuh, teriak dan sebagainya karena blog ini hanya TA-KAN-TAH. Takantah berarti tidak sungguhan, bisa fiktif belaka, namun blog ini nyata.
  • Maaf dan Terimakasih

    Kata "Maaf" dan "Terimakasih" bukan ungkapan basa-basi. Ia adalah kualitas kemanusiaanmu

  • Gak Usah Ember

    Ada banyak hal yang tidak perlu diumbar ke orang lain, biar kemesraan hanya milik kita. Sekalipun itu telah jadi kenangan.

  • Dua Tangan

    Jika ocehanmu tak bermutu, ngocehlah sama tanganku.

  • Terpisah Rak Buku

    Maka apa yang lebih mesra dari sepasang kekasih yang terpisah rak buku?.

Thursday, June 26, 2014

DIA ADALAH ADIKKU

Dia lebih muda 3 tahun dariku. Namun meski lebih muda, sebagian orang sering mengira dia kakakku, mungkin karena postur tubuhnya yang lebih gede. Aku akui secara fisik dia memang lebih perfect; tinggi, hidung mancung, dan lebih ca’em. Bukan hanya itu, dalam hal berorganisasi, dia lebih mapan dan tepat jika menjadi pemimpin. Orangnya ramah kepada siapapun, dan senyum adalah andalannya memikat perhatian orang lain. Dia selalu berhasil mengakrabi orang bahkan yang baru dikenalnya, suatu hal yang tak ada padaku.

Tanggal 23 Juni kemarin ini adalah hari ulang tahunnya dan sebetulnya aku ingin merayakan itu, tapi sayang dia tak sedang di rumah. Saat itu dia tengah menikmati kesibukannya sebagai Pembina pramuka. Dia membina pramuka di 3 kesatuan gudep berbeda, padahal selain berstatus guru dia sedang menjabat sebagai pemimpin lembaga, yakni sebagai kepala Madrasah. Hanya orang berkrakter aktifis dan disiplin yang sanggup mengatur jadwal kegiatan seperti dia sekarang, maka tak heran jika dia menjadi panutan dan pantas kuacungi jempol. Dia memang pantas menerima pujian.

Hanya saja, namanya juga manusia yang tak bisa lepas dari kekurangan, ada hal yang kadang mengurangi kegantengan dia. Ketika dia menyikapi suatu permasalahan, sering mengedepankan emosi dan ammarah, sehingga sulit menerima keadaan dan pendapat orang lain. Seakan dia lebih dikuasai egonya dan telah menutupi cara berpikirnya yang adem dan sejuk, yang terjadi malah dengan pikiran panas membara. Ketika begitu, kuperhatikan pipinya sedikit tembem berisi, hidungnya kembang kempis, dan matanya agak redup tapi berkaca. Biasanya suara apa pun tak tertangkap telinganya, karena daun telinga indahnya itu sibuk dengan konser angin yang diciptakannya sendiri. Ini suatu kejadian yang sering dialami oleh orang kebanyakan, termasuk aku.

Sekarang dia berumur 21 tahun, usia remaja yang berapi-api namun kadang redup seketika. Di saat tertentu, semangatnya tentang perubahan berkibar indah, tapi di saat yang lain tiba-tiba lemes. Adalah keharusanku menjaganya tetap berkibar indah, menjaga dari segala kemungkinan terpaan angin besar berupa badai yang bisa-bisa merusak dia karena saking kenceng kibaran semangatnya dan mengantisipasi kalau-kalau angin tak ada. Itu artinya aku harus membawakannya kipas atau apalah jika diperlukan yang penting semangatnya berkibar indah, tidak terlalu kenceng atau lemes, sebab aku adalah kakaknya. Aku kakak yang masih malu mengakui sayang pada adiknya. Kakak yang tak bisa menatap wajah adiknya dengan rindu meluap kecuali saat dia terlelap.

Dia adikku, dan aku kakaknya. Ingin sekali aku merayakan ulang tahunnya dengan sangat spesial plus mewah dan megutarakan perasaan sayang dan rinduku selama ini. Ingin kukatakan, “Aku meindukan wajah lucu dan menggemaskan darimu, seperti wajah semasa kanak dulu.” Selamat Ulang Tahun Adikku, semoga Allah memberkahi umurmu dan meridhai cita-citamu, Amien.

Sasar, 24 Juni 2014
>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

Muktir Rahman

Muktir Rahman
Muktir adalah nama langka, tidak banyak yang memilikinya, di Negeri ini. Sulit diucapkan, sulit dihafal tapi tidak sulit dikenang.
TA KAN TAH. Powered by Blogger.

My Blog List

Labels