Di sini boleh ngawur, ketawa, misuh, teriak dan sebagainya karena blog ini hanya TA-KAN-TAH. Takantah berarti tidak sungguhan, bisa fiktif belaka, namun blog ini nyata.
  • Maaf dan Terimakasih

    Kata "Maaf" dan "Terimakasih" bukan ungkapan basa-basi. Ia adalah kualitas kemanusiaanmu

  • Gak Usah Ember

    Ada banyak hal yang tidak perlu diumbar ke orang lain, biar kemesraan hanya milik kita. Sekalipun itu telah jadi kenangan.

  • Dua Tangan

    Jika ocehanmu tak bermutu, ngocehlah sama tanganku.

  • Terpisah Rak Buku

    Maka apa yang lebih mesra dari sepasang kekasih yang terpisah rak buku?.

Wednesday, May 28, 2014

Mantan Berkhianat tuh, Kentut!

Muktir Rahman Syaf

Kentutku menguap. Pada mulanya bau menyengat, membuat orang sekitar dan diri sendiri tersiksa karena baunya atau risih karena bunyinya. Bisa jadi orang di sekitar merasa tak enak dan bahkan marah juga benci padaku karena buang angin. Aku telah melakukan hal yang sama pada orang yang menyakiti perasaan, melepasnyaseperti kentut. :D :-P Aku sadar, bau tak sedap akan menyebar. Orang mengomel, marah dan benci padaku, mungkin terjadi dan akan kuterima. Namun harus disadari, jika aku tak kentut (seperti halnya melepasnya), aku sendiri yang akan tersiksa. Bahkan siksaan itu yang berupa sakit bisa membunuhku. Bayangkan saja, tidak sedikit orang yang harus membuang uang jutaan rupiah untuk operasi agar bisa kentut. Jika seseorang tidak bisa kentut, berarti dia berpenyakit, sebab kentut sendiri adalah penyakit yang bersarang dalam diri manusia. Jika tidak dikeluarkan, kentut yang aslinya adalah penyakit, semakin lama bersarang dalam perut dan membikin makin parah derita kita dan pada akhirnya harus merenggang nyawa. Jujur, aku pribadi (entah bagaimana orang lain), sangat tidak ingin mati karena tidak kentut. Mati karena tidak kentut sungguh sangat tidak lucu dan tidak keren.Yah, begitu pula mati kerena tidak melepas kekasih yang berhianat“seperti kentut”, sungguh sangat tidak keren. :D
Aku akui, setelah kentut, aku merasa lega dan segar. Nikmatnya tak terkira. Sakit perutku hilang. Begitu juga yang kurasakan ketika melepasnya “seperti kentut”, perasaanku lega, sakit yang kurasakan hilang, dan aku merasa segar kembali. Kentut dan dirinya itu benar-benar anugerah sempurna dari Tuhan. Ternyata nikmat yang kurasakan ada pada kentut dan dirinya. Dia dan kentut hampir tak ada beda, sempurna sebagai penyakit sekaligus penyempurna hidup. :-) Jika tak ada kentut dan orang seperti dia, hidup terasa hambar, kurang dinamis. Hehehe.
Tentang bau dan omelan orang di sekitarku, aku tak mau terlalu peduli, toh bau kentut dan omelan mereka tidak akan lama paling hanya beberapa menit setelah itu keadaan akan kembali tenang. Jadi, karena melepas “kekasih yang penghianat”sama halnya dengan membuangkentut, tentu akanada yang merasa tak nyaman, risih dan mengomel,tapi tenang hal itu juga tidak akan bertahan seumur hidup paling hanya hitungan hari keadaan akan kembali normal. :-)
Sebenarnya sih, melepasnyaitu sama dengan ketika aku kebelet kentut di dekat orang banyak yang semuanya itu orang terhormat. Aku sempat dihadapkan pada dilema, memilih antara kentut atau tidak. Jika aku tidak kentut dan memilih mempertahankannya dalam perut, akibatnya perutku mules dan itu menyiksa diri. Jika aku kentut? Hem, imageku dipertaruhkan. Pertama, bisa saja aku akan dicap sebagai orang kurang ajar tak beretika, dan orang-orang akan menatapku sinis. Kedua, orang-orang tidak peduli dengan kentutku dan memilih diam bersikap acuh tak acuh alias cuek bebek. Ketiga, ada orang yang peduli tapi memilih diam saja dan husnuddzan terhadapku, misal mengira aku sedang sakit dan jika tidak kentut sakitku akan tambah parah jadi orang itu membiarkanku kentut. Keempat, ada yang peduli pada kentutku dan prihatin, jadi si orang ini akan memberiku saran untuk mengeluarkan sisa kentutku atau menawarkanku minyak putih agar perutku tidak kembung. Hanya saja, dari keempat opsi yang paling mungkin adalah yang pertama. Namun meski seperti poin pertama yang terjadi, aku tetap memilih melepas kentut. Aku sudah mengatakan, aku tidak ingin sakit apalagi mati hanya karena tidak kentut. Titik.
Jadi karena aku lebih memilih melepaskekasih yang penghianat seperti melepas kentut di samping orang-orang terhormat, aku harus siap waspada dengan imageku yang akan berubah di mata orang lain. Perlu diketahui, aku tidak terlalu peduli dengan imageku di mata orang-orang, mau aku dicap sebagai apa pun, aku tidak akan merubah sikap. Jelasnya, aku tidak akan bertambah lebar kuping karena imageku distempel bagus dan tidak akan berkecil hati jika imageku distempel buruk. Yang paling urgen, aku mengikuti yang kuyakini saja, yakni tidak ingin sakit apalagi mati kerena menahan kentut (termasuk dia) dalam diriku.
Nah, ini ceritaku. Lalu apa ceritamu? Hehehehehhe.
Sasar, 24 Mei 2014
>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

TERRO NGALELENGAH*

Muktir Syaifullah Munir

            Rhenald Kasali, guru besar Ilmu Manajemen di Universtas Indonesia pada tahun 2009, menganalogikan dunia dan isinya ibarat sebuah buku. Memiliki banyak halaman dan beberapa bab sedang setiap halaman berisi pengetahuan. Mereka yang tidak melakukan perjalanan, alias hanya menginjakkan kaki di satu tempat saja dapat diibaratkan hanya baca satu bab.
            Saya setuju dengan yang dikatakan beliau, karena itulah tiga dari sepuluh keinginan saya adalah berjelajah. Mengunjungi berbagai tempat yang layak dan belum saya kunjungi, adalah satu hal yang sering memenuhi pikiran. Dengan berjelajah ke tempat-tempat --yang bahkan orang terdekat saya belum pernah melakukannya—bisa membantu saya mengetahui banyak hal.
            Sederhananya, saya lebih banyak bahan untuk diceritakan ke orang-orang perihal tempat yang sudah saya datangi sedang mereka belum pernah. Dengan kata lain, saya menjadi orang yang lebih kaya pengalaman. Ingin seperti Apollo telah mengelilingi dunia atau seperti Gusdur yang mengunjungi banyak tempat di belahan bumi. Seperti Luffy, tokoh utama di manga One Piece, mengelilingi dunia menempa pengalaman, saya juga ingin melakukannya. Pasti sangat menyenangkan, kerena selain banyak hal baru yang akan saya temui juga karena saya bisa menambah banyak teman.
            Ya, itu mimpi saya sewaktu kecil. Mimpi yang dipoles dengan warna indah dan menyenangkan. Terlampau sangat menyenangkan hingga yang terjadi tanpa sadar saya melamunkan tempat yang menyenangkan itu. Tidak tanggung-tanggung, tempat yang ingin saya tuju adalah luar angkasa. Saya ingin berkunjung ke rumah Raja Emperound—salah satu tokoh di kartun Dragon Ball—yang digambarkan berlokasi di sebuah planet yang hanya seukuran lapangan sepak bola dan sangat jauh dari bumi. Mimpi saya sewaktu kanak memang terlalu kekanak-kakan. Sebuah imajinasi yang tidak akan terjadi di dunia nyata, atau… mungkin saja akan terjadi. Hem, entahlah, saya kadang masih berharap tempat semacam itu ada.
            Berbekal kreatifitas yang lahir dari sebuah imajinasi, bersama teman-teman kecil saya mengawali penjelajahan ke bukit-bukit. Membawa peralatan selengkapanya layaknya sekelompoh Power Ranger yang sering kami tonton tiap hari Minggu, kami membawa tongkat—sebenarnya hanya kayu atau bambu panjang yang kami sepakati adalah tongkat Power Rangers—berkekuatan besar, gelang, pedang-pedang(an) dan senjata lain. Kami meyakini, dengan senjata itu kami bisa melakukan perjalanan dengan selamat. Terbukti, bukit yang lumayan jauh dan tinggi untuk seukuran saya waktu itu, mampu saya taklukkan bersama teman-teman. Tidak hanya sekali saya melakukan penjelajahan semacam itu, tapi telah menjadi kegiatan rutin setiap pekan baik dilakukan bersama teman ataupun sendiri.
            Menginjak usia remaja, saya merasa bosan hanya menjelajah bukit-bukit yang terdapat di kampung kelahiran. Saya ingin mengunjungi tempat lain yang lebih jauh ke luar Kabupaten, misalnya ke pulau Jawa atau pulau selain Madura. Hanya saja, ada sesuatu yang sering mencegah saya untuk melakukan penjelajahan ke tempat yang lebih jauh tersebut. Masalah terbesarku adalah Aku ‘pemabuk darat’.
            Namun meski aku ‘pemabuk darat’, pada akhirnya aku tidak lagi takut pada bus atau mobil. Bermodalkan nekat, mula-mula aku mengunjungi Pamkasan, Bangkalan, Surabaya, Jombang, Nganjuk, Jeber, Malang, Lumajang, Tuban, Lamongan dan terjauh Bontang Kalimantan Timur. Mabuk karena kendaraan sudah bukan lagi masalah besar bagiku, sebab aku mulai terbiasa dan kata-kata Muktir mabuk lambat laun mulai menghilang. Jujur, sekarang aku masih terus menambah daftar keinginan mengunjungi tempat-tempat yang lebih jauh bahkan sampai luar negeri. Semoga keinginanku tercapai dan diridhai Allah. Amien.

23 April 2014

Catatan; Terjemahan Bahasa Indonesia, “Ingin Jalan-Jalan”
>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

SEKILAS MEMANDANG SASAR

Muktir Rahman Syaf

            Pada tahun 2009 ketika aku baru menyelesaikan studyku selama satu tahun di Surabaya, aku kembali ke Sasar. Kondisi kampung Sasar pada saat itu sudah lebih mending dari kondisi sebelumnya, terutama menyangkut pendidikan. Jika dulu di Sasar sulit menemukan masyarakatnya yang lulusan MTs. sederajat, kala itu ketika aku baru kembali dari rantau telah kutemukan remaja Sasar tidak segan melanjutkan sekolahnya ke jenjang MTs. bahkan ada sebagian yang melanjutkan ke jenjang SMA. Perubahan yang harus disyukuri.
            Berbeda dengan kondisi sebelumnya, ketika aku dan segelintir remaja yang lain menempuh pendidikan di jenjang sederajat SMP sekitar tahun 2002-2005. Banyak orang yang mencemoh dan mengenyek kami karena melanjutkan sekolah. Bagi sebagian besar masyarakat Sasar, sekolah itu cukup hanya di SD atau bisa membaca al-Quran saja, sehingga melanjutkan ke SMP dan jenjang yang lebih tinggi tidak begitu penting. Sekolah tidak jadi prestise keberhasilah, justru laki-laki dikatakan sukses jika mereka bisa bertani seperti orang tuanya dan hanya cendrung itu-itu saja atau jika ingin lebih terpandang jadilah TKI, sedangkan yang perempuan dinyatakan berhasil jika menjadi seorang istri. Pradigma tersebut terkadang menyudutkan orang yang lebih memprioritaskan sekolah.
            Namun 2009 menjadi tahun yang cantik. Masyarakat mulai mengakui pentingnya sekolah, karena itulah anak-anaknya mulai diarahkan untuk melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi. Sejak tahun 2009, Sarjana muda mulai bermunculan di kampung Sasar. Mereka yang putus sekolah mulai melanjutkan sekolah dan sekarang menjadi Sarjana. Bagi yang merasa cukup tua, mereka mengikuti program paket agar bisa merasakan bangku kuliyah.
            Pada tahun 2014 ini di kampung Sasar sangat nampak perbedaannya dengan Sasar yang dulu, sebelum tahun 2009. Dalam hitungan bulan putra Sasar yang melanjutkan kuliyah di luar akan wisuda. Ada yang akan diwisuda di Unisa Surabaya, Unmer dan UIN Maliki Malang, Stain dan Unira Pamekasan, STKIP PGRI dan Universitas Wiraraja Sumenep. Kelulusan mereka menambah daftar sarjana terdahulu yang lulus dari INSTIK Annuqayah dan IDIA Al-Amien Sumenep.
            Bertambahnya sarjana muda di kampung tercinta tidak bisa dipungkiri mampu mengubah pradigma berpikir masyarat yang semula stagnan dan cendrung pasif ke pola berpikir yang lebih dinamis dan inovatif. Itu dibuktikan dengan semakin sedikitnya pemuda yang berminat bekerja ke luar Madura bahkan ke luar negeri. Berbeda dengan dulu, hampir 80% pemuda kampung Sasar merantau untuk mencari nafkah[1].
            Para pemuda seakan telah bisa mengelola kekayaan di kampung sendiri. Mereka tidak terlalu kebingungan untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari sebab mereka mampu mengatasinya dengan keterampilan masing-masing dan bisa diterapkan di Sasar. Penghasilan mereka tidak lagi hanya berpangku pada tani jagung dan tembakau atau ternak sapi yang terlalu lamban, melainkan dari hal lain yang lebih inovatif. Ada yang jadi pengusaha dagang barang rongsokan; bertani jahe, kencur, bawang dan kemiri; ternak ayam petelur dan ayam daging; kambing dan sapi sistem ternak cepat; unit kegiatan usaha menengah; dan semacamnya. Pada intinya, ekonomi masyarakat Sasar sedikit demi sedikit telah terangkat.
            Namun semua itu masih belum selaras dengan emansipasi yang diperjuangkan Ibu Kartini. Aku mendapatkan pendidikan tinggi belum bisa dirasakan oleh semua remaja putri Sasar, dan penyebabnya adalah masalah jodoh. Pasangan hidup menjadi sesuatu yang menghantui perempuan di Sasar. Masyarakat yang memiliki anak perempuan yang usia SMP jika belum ada yang melamar, maka hal itu menjadi aib keluarga. Mereka dihantui rasa takut anaknya tidak laku dan akan jadi perawan tua, sehingga jika ada laki-laki yang melamar putrinya tersebut maka dengan segera diterima sekalipun putrinya masih ingin meranjut mimpinya di bangku sekolah. Positifnya dari pola berpikir seperti itu adalah terhindarnya prilaku amoral remaja Sasar seperti yang terjadi di kota-kota metropolitan, yakni pacaran tanpa arah yang jelas dan juga mencegah status perawan tua. Dampak negatifnya adalah remaja putri Sasar menjadi tua tidak pada waktunya, sebab menjadi ibu dari beberapa anak justru ketika teman sebayanya tengah bergelut dengan materi kuliyah. Dampak negatif lainnya adalah ketika laki-laki yang melamar si perempuan tidak mengenyam pendidikan lebih tinggi dari calon istrinya—biasanya lamaran lelaki semacam itu tetap diterima dengan alasan mumpung ada yang melamar—sehingga yang terjadi perempuan tertinggal dari laki-laki dalam hal pendidikan.
            Adalah harapan terbesarku remaja kampung Sasar segera melek pendidikan semua tanpa terkecuali; Putra putri Sasar memiliki kesempatan yang sama merajut mimpi di bangku sekolah dasar sampai di bangku sekolah tinggi; Pemuda Sasar mampu mengelola kekayaan tanah kelahiran dengan maksimal sehingga tidak tergiur dengan tawaran pekerjaan di daerah lain apalagi di luar negri. Terakhir, semoga harapanku diridhai oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Amien.

Sasar, 23 April 2014


[1] Sumber, hasil survei dalam skripsi berjudul Urgensi pendidikan moral sejak dini di Kampung Sasar desa Moncek Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Muktir Rahman Stress

Tuhan, saya tuliskan yang sedang saya rasakan. Ingin saya keluhkan kepadaMu, karena Engkau yang bisa menerima keluh kesah saya. Seperti yang telah Engkau katakan bahwa Engkaulah tempat mengeluh dan memohon.
Tuhan, inilah yang akan saya curhatkan kepada Engkau.
Tuhan, dengan segala penuh harap berilah saya pengetahuan sekaligus pemahaman tentang ikhlas dan sabar. Demi Engkau Yang Maha Tahu, sungguh saya kurang bahkan tidak sama sekali mengerti tentang ikhlas dan bagaimana pula berlaku ikhlas, juga saya tidak mengerti sepenuhnya cara bersabar.
Menurut orang-orang yang sepertinya dekat denganMu, Tuhan, orang yang sabar dan ikhlas akan disayang olehMu. Pahamilah bahwa saya juga ingin disayang olehMu, karena itulah saya bertekad belaku ikhlas dan sabar.
Seseorang pernah menasihatiku agar ikhlas dan sabar untuk mencapai yang kucitakan. Jadi intinya, aku harus lebih dulu mengerti bagaimana bersabar dan ikhlas untuk memcapai cita-cita. Tuhan, sepenuhnya saya yakin kalau Engkau tahu apa yang saya citakan itu. Ya, saya ingin jadi penulis. Banyak hal yang ingin saya abadikan dengan tulisan mulai dari hal kecil sampai hal yang besar.
Beberapa hal telah saya tempuh untuk mencapai cita-citaku itu. Saya berkali-kali belajar menulis pada teman yang telah jadi penulis, tapi tetap saja yang saya tulis belum bisa juga bagus. Banyak yang menasihati saya agar supaya sabar dalam beruasaha dan ikhlas dalam berkorban untuk menuju seukses. Saya pun coba bersabar dan ikhlas, tapi a la saya sendiri, dan nyatanya aku tetap saja gagal. Menurut teman-temanku aku gagal karena sabar dan ikhlas yang saya terapkan bukanlah sabar atau ikhlas yang sebenarnya. Jadi, apa dan bagaimana sebenarnya sabar dan ikhlas itu?
Tuhan, inilah permintaan saya. Saya memohon kepada Engkau pahamkanlah hambaMu ini tentang bagaimana berlaku sabar dan ikhlas dan juga buatlah saya mengerti bagaimana cara terbaik mencapai keinginan saya menjadi penulis. Dan satu hal lagi Tuhan, ridhailah saya menjadi penulis dan sayangilah saya ini baik sebelum mau pun nanti ketika benar-benar menjadi penulis.
Okelah Tuhan, ini saja dulu yang bisa saya sampaikan kepadaMu. Saya mohon jagalah diri saya selalu ya Tuhan… I Love You, Tuhan…..

Sasar 09201305
>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

Muktir Rahman

Muktir Rahman
Muktir adalah nama langka, tidak banyak yang memilikinya, di Negeri ini. Sulit diucapkan, sulit dihafal tapi tidak sulit dikenang.
TA KAN TAH. Powered by Blogger.

My Blog List

Labels