Di sini boleh ngawur, ketawa, misuh, teriak dan sebagainya karena blog ini hanya TA-KAN-TAH. Takantah berarti tidak sungguhan, bisa fiktif belaka, namun blog ini nyata.

Wednesday, May 28, 2014

TERRO NGALELENGAH*

Muktir Syaifullah Munir

            Rhenald Kasali, guru besar Ilmu Manajemen di Universtas Indonesia pada tahun 2009, menganalogikan dunia dan isinya ibarat sebuah buku. Memiliki banyak halaman dan beberapa bab sedang setiap halaman berisi pengetahuan. Mereka yang tidak melakukan perjalanan, alias hanya menginjakkan kaki di satu tempat saja dapat diibaratkan hanya baca satu bab.
            Saya setuju dengan yang dikatakan beliau, karena itulah tiga dari sepuluh keinginan saya adalah berjelajah. Mengunjungi berbagai tempat yang layak dan belum saya kunjungi, adalah satu hal yang sering memenuhi pikiran. Dengan berjelajah ke tempat-tempat --yang bahkan orang terdekat saya belum pernah melakukannya—bisa membantu saya mengetahui banyak hal.
            Sederhananya, saya lebih banyak bahan untuk diceritakan ke orang-orang perihal tempat yang sudah saya datangi sedang mereka belum pernah. Dengan kata lain, saya menjadi orang yang lebih kaya pengalaman. Ingin seperti Apollo telah mengelilingi dunia atau seperti Gusdur yang mengunjungi banyak tempat di belahan bumi. Seperti Luffy, tokoh utama di manga One Piece, mengelilingi dunia menempa pengalaman, saya juga ingin melakukannya. Pasti sangat menyenangkan, kerena selain banyak hal baru yang akan saya temui juga karena saya bisa menambah banyak teman.
            Ya, itu mimpi saya sewaktu kecil. Mimpi yang dipoles dengan warna indah dan menyenangkan. Terlampau sangat menyenangkan hingga yang terjadi tanpa sadar saya melamunkan tempat yang menyenangkan itu. Tidak tanggung-tanggung, tempat yang ingin saya tuju adalah luar angkasa. Saya ingin berkunjung ke rumah Raja Emperound—salah satu tokoh di kartun Dragon Ball—yang digambarkan berlokasi di sebuah planet yang hanya seukuran lapangan sepak bola dan sangat jauh dari bumi. Mimpi saya sewaktu kanak memang terlalu kekanak-kakan. Sebuah imajinasi yang tidak akan terjadi di dunia nyata, atau… mungkin saja akan terjadi. Hem, entahlah, saya kadang masih berharap tempat semacam itu ada.
            Berbekal kreatifitas yang lahir dari sebuah imajinasi, bersama teman-teman kecil saya mengawali penjelajahan ke bukit-bukit. Membawa peralatan selengkapanya layaknya sekelompoh Power Ranger yang sering kami tonton tiap hari Minggu, kami membawa tongkat—sebenarnya hanya kayu atau bambu panjang yang kami sepakati adalah tongkat Power Rangers—berkekuatan besar, gelang, pedang-pedang(an) dan senjata lain. Kami meyakini, dengan senjata itu kami bisa melakukan perjalanan dengan selamat. Terbukti, bukit yang lumayan jauh dan tinggi untuk seukuran saya waktu itu, mampu saya taklukkan bersama teman-teman. Tidak hanya sekali saya melakukan penjelajahan semacam itu, tapi telah menjadi kegiatan rutin setiap pekan baik dilakukan bersama teman ataupun sendiri.
            Menginjak usia remaja, saya merasa bosan hanya menjelajah bukit-bukit yang terdapat di kampung kelahiran. Saya ingin mengunjungi tempat lain yang lebih jauh ke luar Kabupaten, misalnya ke pulau Jawa atau pulau selain Madura. Hanya saja, ada sesuatu yang sering mencegah saya untuk melakukan penjelajahan ke tempat yang lebih jauh tersebut. Masalah terbesarku adalah Aku ‘pemabuk darat’.
            Namun meski aku ‘pemabuk darat’, pada akhirnya aku tidak lagi takut pada bus atau mobil. Bermodalkan nekat, mula-mula aku mengunjungi Pamkasan, Bangkalan, Surabaya, Jombang, Nganjuk, Jeber, Malang, Lumajang, Tuban, Lamongan dan terjauh Bontang Kalimantan Timur. Mabuk karena kendaraan sudah bukan lagi masalah besar bagiku, sebab aku mulai terbiasa dan kata-kata Muktir mabuk lambat laun mulai menghilang. Jujur, sekarang aku masih terus menambah daftar keinginan mengunjungi tempat-tempat yang lebih jauh bahkan sampai luar negeri. Semoga keinginanku tercapai dan diridhai Allah. Amien.

23 April 2014

Catatan; Terjemahan Bahasa Indonesia, “Ingin Jalan-Jalan”
>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih telah meninggalkan jejak

Muktir Rahman

Muktir Rahman
Muktir adalah nama langka, tidak banyak yang memilikinya, di Negeri ini. Sulit diucapkan, sulit dihafal tapi tidak sulit dikenang.
TA KAN TAH. Powered by Blogger.

My Blog List

Labels