Di sini boleh ngawur, ketawa, misuh, teriak dan sebagainya karena blog ini hanya TA-KAN-TAH. Takantah berarti tidak sungguhan, bisa fiktif belaka, namun blog ini nyata.

Sunday, February 24, 2019

INSPIRASI MENGHADAPI UJIAN HIDUP



Judul Buku : Mengeja Takdir Tuhan
Penulis : Belgis H. Nufus, dkk.
Penerbit : PT Elex Media Komputindo Kompas-Gramedia
Tahun Terbit: Jakarta, 2018
Tebal Buku : 204 halaman
ISBN : 9786020457567
Peresensi : Muktir Rahman

Bagi setiap yang lulus ujian hidup akan memperoleh hadiah, dan itu disesuaikan dengan kapasitas ujian yang diterima. Semakin besar ujian diterima maka hadiah dari Tuhan tentu lebih besar pula. Hal itu dibuktikan oleh para penulis dalam buku bergenre “self motivation” ini. Mereka menuliskan dengan baik kisah ujian yang mereka hadapi, dan bagaimana indahnya hadiah di balik peristiwa itu.

Pengalaman para penulis dituturkan tanpa ragu. Mereka yakin dan jujur mengungkapkannya. Sungguh betapa Tuhan sering kali memberi kejutan kepada hambaNya, sebagaimana dikisahkan oleh Belgis.

Saat dia mengalami cobaan hidup yang sulit dihadapi, membuatnya down dan hanya menangis tanpa melakukan apapun. Hingga kemudian Tuhan memberinya hidayah melalui suaminya untuk bangkit dan mencoba kegiatan baru. Dia pun mencoba melapangkan hati semampunya, mencoba tegar meski tidak sekuat baja, mencoba bersabar dan berdoa sebanyak-banyaknya. Dia pasrahkan semua kepada Tuhan. Kemudian dengan cara yang sulit dijangkau akal, Belgis mendapat kesempatan berkunjung ke Kuala Lumpur bersama anak dan suami. Hal yang diinginkannya sejak lama. Di sana dia mendapatkan hiburan dan bisa melupakan kesedihan yang dialaminya sekaligus menemukan solusi untuk masalahnya. Dia hendak menyampaikan melalui kisahnya bahwa ujian harus dihadapi dengan tegar, tabah dan sabar pada akhirnya ujian itu menemukan jalan keluar.

Tidak berbeda jauh kisah yang dituturkan Amie Primani. Rentetan ujian hidup menimpanya sejak dia SMA. Bapaknya meninggal dunia. Amie harus bekerja untuk membiayai pendidikannya hingga selesai kuliah. Setelah berjuang mencari pekerjaan, dia pun mendapatkan pekerjaan sesuai passion-nya. Berikutnya cobaan dialami saat dia kesulitan melunasi biaya kuliah, namun akhirnya menemukan jalan keluar. Selanjutnya cobaan terbesar pun tiba saat dia baru melahirkan anak ketiga. Keputusan terberat harus diambil, bercerai dengan suaminya. Namun sungguh Tuhan Maha Penyayang, dia dipertemukan dengan jodohnya setelah beberapa tahun menjanda dan kehidupan rumah tangganya yang baru memberikan kenyamanan baginya.

Kisah-kisah yang lain pun tidak kalah menggetarkan. Secara keseluruhan, para penulis dalam buku ini mengisahkan bagaimana skenario dari Tuhan dimainkan. Semisal ketika datang ujian, Tuhan memberi solusi tak terbilang. Terdapat pula kisah bagaimana Tuhan mempertemukan cinta di saat yang tepat, di tempat tidak terduga dan dengan cara yang sederhana namun tidak disangka. Hal ini dituturkan secara gamblang oleh Afirotul Hariyah, lulusan universitas negeri di Jember jurusan sastra Indonesia. Dia dipertemukan dengan jodohnya di terminal. Siapa sangka setelah beberapa tahun ternyata Anwar, nama lelaki yang dipertemukan dengannya di terminal itu, kelak menjadi suami dan ayah dari anak-anaknya. Selain itu, kisah yang tidak kalah mengusik perasaan dituturkan oleh AA. Nariswari dalam tulisannya berjudul Sepotong Takdir Bernuansa Gurita.

Selain itu ada beberapa kalimat salah tulis. Sekalipun tidak membuat makna dari kalimat itu rancu, namun kesalahan penulisan membuat tidak nyaman pembaca. Kesalahan penulisan itu misalnya bisa dilihat di halaman 111 tertulis “memalui”, seharusnya “melalui”. Halaman 113, 116, 157 dan 189 tertulis “kampong” seharusnya “kampung”; “berate” seharusnya “berat’, “dating” seharusnya “datang”, dan “mencena” seharusnya “mencerna”. Terlepas dari kekurangannya, memiliki buku ini tidak rugi.

Membaca buku ini, pembaca diajak merenungkan setiap kejadian hidup yang dialami dan kemudian mengeja bagaimana takdir Tuhan. Dalam mencerna hikmah dari kisah-kisah dalam buku ini, pembaca tidak akan merasa kesulitan karena dituturkan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Berterimakasih kepada Tuhan oleh Belgis dan 22 temannya diungkapkan dalam tulisan. Berupa kisah pribadi yang dituturkan dengan renyah oleh mereka terangkum dalam buku berjudul Mengeja Takdir Tuhan. Melalui buku ini mereka hendak menyampaikan kepada pembaca bagaimana uniknya skenario yang dibuat olehNya.

*Pegiat literasi dan mengabdi di Instika

>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih telah meninggalkan jejak

Muktir Rahman

Muktir Rahman
Muktir adalah nama langka, tidak banyak yang memilikinya, di Negeri ini. Sulit diucapkan, sulit dihafal tapi tidak sulit dikenang.
TA KAN TAH. Powered by Blogger.

My Blog List

Labels