Di sini boleh ngawur, ketawa, misuh, teriak dan sebagainya karena blog ini hanya TA-KAN-TAH. Takantah berarti tidak sungguhan, bisa fiktif belaka, namun blog ini nyata.

Friday, August 21, 2009

KURINDUKAN PURNAMA TELANJANG

Oleh; Muktir Rahman Syaf


“Aku merindukan yang pantas aku rindukan”
“Apa yang pantas kamu rindukan?”
“Purnama telanjang” selebihnya percakapan tampa batas waktu terakhiri kata mengambang.
……..*****…….

Selepas redup matahari, kunjugan kata melengking di telinga. Tidak seramah suara angin tengah malam atau selembut ombak di pantai. Menghantam.
“Kau terlalu jelek untuk aku”
“Lalu apa yang kau inginkan?”
“Tak usah kita saling kenal lagi”
“Lalu?”
Wanita itu pergi. Sebelum aku tahu apa kelanjutan dari keinginan dia. Sangat cepat menghilang dan mungkin tak kembali pulang ke haribaan.

Pertemuan dengan dia sangat singkat. Hanya butuh tiga minggu untuk berhubungan dan putus. Elok tubuh dan sejuk kepribadiannya melenakan pikiran dan jiwaku. Aku tak bisa bersembunyi dari kejujuran perasaanku padanya. Memberikan kepadaku lelah tak terpikirkan, tapi nikmat aku rasakan. Sewaktu pertama dia memanggilku dengan kata sayang. Di saat perbincangan di telepon dan terlebih di pembaringan, keadaan tubuhku melayang. Meresapi kebersamaan menyatu dalan satu. Jiwa, hati, perasaan dan tubuh kami menjadi satu tak terlepaskan. Tapi hanya sekejab. Seujung waktu yang tak sempat terhitung, dia kembali lepas dari pelukan. Entah ke mana arah hilangnya. Sebab aku lunglai di saat dia terbang dengan sayap kekecewaan. Ya, kekecewaan karena aku tidak selayaknya dalam pikiran dia. Memang aneh kami saling cinta lalu selanjutnya ada kecewa karena fisik tak karuan. Selama berhubungan kami tidak pernah saling berhadapan langsung. Hanya dunia maya tempat kami saling bertemu. Sempat beberapa kali aku mengajaknya bertemu secara langsung, namun dengan berbagai alasan menghujan. Aku pun limpung di bawah payung harapan; bertemu dia. Setiap lukisannya yang ku pajang dalam angan aku pandang, sungguh terpana diri ini meski bayang.
……..*****…….

Kawan, akan aku ceritakan padamu keindahan Indah yang menyelimuti hidupku. Setidaknya semenjak aku mengenal Indah perempuan pemanah hati. Wajahnya kawan, manisnya kehidupan. Tubuhnya adalah guitar di genggamanku sekarang. Jiwanya, aku bingung harus mengatakan apa. Terasa sepanas matahari musim kemarau. Membakar perasaan. Sungguh semenjak tahu, aku mengharap dia tidak punya jiwa. Agar tidak mngeringkan airmata lagi. Terserah airmata siapa, dari mana dan terbuat dari apa. Karena airmata bagiku merupakan penyejuk emosi.

”Ku harap cinta kita tidak berlandas birahi iblis. Cintailah aku karena suci”
”Iya. Aku menyayangimu atas nama kesucian”
Dialog sunyi dengan Indah di bawah siraman purnama. Awal ikatan cinta suci, katanya. Betapa gobloknya diri waktu itu. Gajiku habis untuk bisa teleponan dengannya.

Dia selalu mengingatkan agar tidak terpengaruh iblis dalam cinta kami. Karena iblis hanya melihat fisik saja. Tidak bisa merasakan batin dan jiwa.
Sungguh, betapa lihai ia berkata-kata. Seakan menyalahkan iblis tak berdosa. Seumuran SD akupun termasuk manusia pengutuk iblis. Tapi sekarang, setelah dihadapkan pada kenyataan menyakitkan aku mengagumi iblis yang rela dikutuk tuhan untuk cintanya. Iblis sangatlah cinta pada tuhannya kawan. Dia tidak mau mendua cintanya dengan manusia yang selalu melakukan salah dan selalu merasa paling benar. Yang sangat egois mengaku tuhan hanya memilihnya. Kemudian mengklaim iblis tidak berhak mendapat cinta tuhan yang tuhan sendiri telah mengutuknya. Hem, padahal kawan jika kamu menyadari, iblis melakukan itu karena saking cintanya kepada tuhan. ironisnya, banyak manusia menuduh iblis adalah pengacau kehidupan. Menggoda manusia melakukan dosa, mengganggu ritual cinta kepada tuhan dan sebagainya. Dalam hal ini, iblis menjadi tokoh jelek yang harus dikutuk habis-habisan. Aku sempat bertanya. Jika iblis adalah penggoda manusia melakukan dosa, lalu yang menggoda iblis untuk menggoda manusia melakukan dosa siapa? Tuhankah? Bukankah tuhan adalah muara dari segala kehidupan dan prilaku. Entahlah.

Akan aku jelaskan padamu. Iblis menggoda manusia karena cintanya tidak ingin dibagi dengan manusia yang sebenarnya adalah pengacau keharmoisan hidup. Kamu tahu? Sebelum diciptakannya manusia, konon kehidupan selalu harmonis. Antara tuhan, malaikat, iblis, tumbuhan, hewan dan makluk sebelum manusia. Jadi menurutmu siapakah yang seharusnya dikutuk dan dilaknat?

Kawan, manusia yang bernama Adam dan Hawa dulu melakukan dosa besar. Makanya mereka diasingkan ke bumi untuk melebur dosa. Sungguh bijaksananya tuhan. Dengan bahasa halus menyerahkan bumi kepada manusia dengan sebutan kholifa fil ard. Pernahkan terpikir olehmu, bahwa manusia ditempatkan di bumi merupakan kutukan dan laknat dari tuhan? Entahlah.
……..*****…….

Manusia selalu mengatakan cinta suci. Tahukah seperti apa cinta suci itu? Apa mencintai tidak karena nafsu tapi karena tuhan? Heh, tuhan saja punya nafsu. Bagaimana aku tidak mencintainya karena nafsu? Bukankah tuhan adalah maha dari segala maha. Maha adil, maha tunggal, maha pemberi, maha maha dan maha segalanya. Termasuk maha nafsu. Seyogyanya manusia tidak memiliki apa-apa. Tidak punya kepribadian, tidak punya jiwa, tidak punya kesombongan, tidak punya nafsu dan tidak punya apa yang dimiliki tuhan.
”Apa kamu kecewa dengan Indah?”
”Iya”
”Terus, kenapa masih merindukannya?”
Sejenak aku tatap langit malam dari bawah atap rumahku. Doni, teman sekelas yang sekarang duduk bersamaku sedang mendengarkan jerit sedihku. Dan sekarang dia mempertanyakan kerinduanku pada purnama telanjang.
”Don, aku tidak merindukan Indah. Tapi aku rindu pada suasana di saat itu. Di saat aku dan Indah bercengkrama di bawah purnama. Jadi aku merindukan bulan purnama”
”Kamu aneh.”
”Aneh?”
”Kalau tidak aneh, antik”
”He...?” aku tak paham apa maksud temanku ini. Hanya bisa terdiam dan menatap langit malam kembali.
”Ya, aku mengerti apa yang kamu rasakan sekarang”
Aku mengernyitkan dahi. Bingung juga aku mengartikan maksud perkataan Doni.
”Memangnya aku merasakan apa sekarang?”
”Ya itu... Kecewa karena cinta”
”Udahlah, sana kamu tidur duluan. Tapi jangan ngompol di tempat tidurku ya? Kamu kan hanya nginep di sini.”
”Huh... ya udah aku pulang. Biar gak ngompol di tempatmu dan biar aku gak numpang lagi di sini. Malam ini”
”Ha ha ha... becanda Don... gitu aja di anggap serius. Jangan dimasukin hati”
”Ha ha ha... ngantuk”
Doni berakhir dari percakapan malam di bawah bulan tak terang. Aku pun duduk sendirian menatap alam dalam petang.

Surabaya, 07 Agustus 2009

>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

4 comments:

  1. salaadhanm sobat
    alhamdulillah sobat,,merindukan yang pantas dirindukan,,siip setuju banget deh.

    marhaban ya ramadhan ,selamat menunaikan ibadah puasa ya..

    ReplyDelete
  2. salam sobat
    ada AWARD sederhana untuk MUKTIR,,mohon diterima ya,,di blog NURANURANIKU,sahabat di ALJUBAIL.S.A,trims.

    ReplyDelete
  3. Salaam
    judulnya kinclong buanget yah. blognya cuakep..cuakep...cuakep
    tapi kalo bisa pake read more, dong. biar bisa milih jdl k bwh, soale telunjuk dah tumpul nie...

    ReplyDelete
  4. heheh...maf, bar sempat publikasikan koment mu kawan....Yup, usl m q pertimbangkan...oya, trims, dah ma mampir di blogk...

    ReplyDelete

Terimakasih telah meninggalkan jejak

Muktir Rahman

Muktir Rahman
Muktir adalah nama langka, tidak banyak yang memilikinya, di Negeri ini. Sulit diucapkan, sulit dihafal tapi tidak sulit dikenang.
TA KAN TAH. Powered by Blogger.

My Blog List

Labels