Di sini boleh ngawur, ketawa, misuh, teriak dan sebagainya karena blog ini hanya TA-KAN-TAH. Takantah berarti tidak sungguhan, bisa fiktif belaka, namun blog ini nyata.

Sunday, June 7, 2009

PUISI PENGHORMATAN


TUHAN ALAM

Lam Nya tegak dalam satu
Merengkuh keluasan lafdzul jalalah
Di kejahuan ilah berharkat tiga


KAMI HANYA BISA PASRAH

(refleksi atas ketidak adilan pada rakyat)

dalam buayan, kudekap kau dengan tangis
ketika para setan liar
menari dengan lirik jeritan langit
lalu para dewa mengkonserkan kemurkaan
bumipun bergetar
hambar oleh tatapan yang tak dapat dimengerti
: inikah hidup?
Kemudian kau datang membawa secawan harapan
yang kau tuang di setiap langkah
dan akupun paham
tentang semuanya
“keindahan hanya sekedip
semua kebahagiaan hanya pengusap kerongkongan hidup
pelepas dahaga akan darah
yang bersimbah atas nama keadilan”
akhirnya kamu berpaling
menengadahkan sumpah juga janji
akan penderitaan yang menghantu
“Tenanglah kiamat kemakmuran baru akan dimulai”
kau mengawali kalimat serapahmu.
Sungguh kami bisa menerka
kamu hanyalah pembuat lorong-lorong duka
penggali lubang luka
penyiram derita
akan kuburan tanpa cinta
Kami hanya bisa pasrah
pada denyutan nyawa yang tak berirama
kami hanya bisa diam
karena gerak beku dan bahasa bisu
Lalu, haruskah kami melawan?
sedang kau sudah kami angkat sebagai penopang
kesejahteraan.

Sasar, 17 Septempber 2007

SKETSA PENGEMBARAAN

aku meminang cinta-nya
dengan desah airmata
di ujung waktu bergumul gelap
meresah senyap
menerjang titik sunyi
hingga birahi bergetar
pada puncak kemiringan dosa
akupun meredamnya ke dalam dua sujud
dan mengalir pasrah di antara untaian tasbih
yang mengagung keadadian Ilahi
kemudian pengembaraan gelisahku
semakin mendawai dalam goblet
suci memabukkan
melantunkan dendang nahawan
dengan abjad dan asma al husna
meresap ke samudera jiwa
dan akhirnya aku terlelap dalam buai pesona
mengkristal dari setiap
helai sastra agung-Nya

11 januari 2008

SELAIN ILAHI

derai tangis menggelepar tawa
di emperan hati menjelma sepi
yang gelap semakin petang
yang terang berubah kelam
ada gerimis getir menyusup
relung jiwa. mencabik setiap luka
dulu bahagia adalah sunyi
sampai sekarang tetaplah belati
pasti menikam kebersamaan
bahkan pengasingan
dalam rasa tenggelam
yang kemudian kutafsiri
cinta selain Ilahi adalah mati.

05 Pebruari 2008

PENGABDIAN BUNGA-BUNGA

–ayah dan ibu—
saat dalam tegak
kita saling rengkuh makna pengabdian
pada dua tangkai yang melahirkan daun-daun
dengan ranting kasih sayang
tapi, badai penyelam gerah hujan
semraut berhembus langkah
dalam kata paling ujung duri
hingga air sunyi mengalir
menumbuhkan asa
sebenarnya tak ada lagi pengharapan
selain buah ranum kemudian matang
untuk dunia yang sedang lapar
dan bunga-bunga menjadi senyum
sebagai persembahan.

13 Pebruari 2008

GERIMIS DAUN-DAUN

Sempat aku saksikan
kering itu menikam biru agungmu
di peraduan musim paling gugur
memberi isyarat pada reranting hijau
supaya lekas kembali dari pengembaraan waktu
pada kelahiran suci
dari tetes yang jatuh di ubun sejukmu
kutangkap makna pengharapan
pada tangkai ke tangkai
yang kelak menyemai daun semerbak
sebagai pengganti ranum kasih sayangmu
masihkah gerimis itu tertoreh
di helai, yang ternyata engkau adalah penyiram
untuk aku menjelma kuntum
pematang cita-ciatamu;
ibu.

15 Pebruari 2008

>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

0 comments:

Post a Comment

Terimakasih telah meninggalkan jejak

Muktir Rahman

Muktir Rahman
Muktir adalah nama langka, tidak banyak yang memilikinya, di Negeri ini. Sulit diucapkan, sulit dihafal tapi tidak sulit dikenang.
TA KAN TAH. Powered by Blogger.

My Blog List

Labels