keinginan jadi seorang penulis. tapi kehidupan penuh dengan malas. dengan berbagai alasan, menghindari kegiatan sebagai kendaraan menuju keberhasilan “menjadi penulis”. membaca, sangat jarang. bahkan tidak pernah. menulis, rasanya gak ada waktu. jadinya,,,,, Q makin gak karuan.
hingga sekarang, Q makin hidup dengan angan yang makin hidup pula. tanpa usaha untuk mewujudkan. jika kata seorang teman Q harus mengejar mimpi, itu sudah aku lakukan. Q terlalu sering merangkai mimpi. dan jika mimpiku buyar, aku akan mencoba merangkai lagi ato mengejar kamana dia pergi. ya, tidur adalah alat tranportasi mengejar mimpi yang kadang berlari kencang melebihi waktu. terkadang pula datang tanpa kompromi. hingga Q kan merasa kelelahan lalu istirahat sejenak hingga tidak sembahyang. hal ini lebih sering terjadi menjelang siang kemudian subuhQ tertinggal.
memahami diri sendiri q ibaratkan mencari mati. apa yang bisa dipahami dari diri yang memang kurang berarti? “dalam hidupmu kamu harus jadi yang paling berarti untuk agama, nusa, bangsa, negara dan keluarga” itu kata orang tua suatu hari. tapi kata chairil anwar, sekali berarti sudah itu mati. pengertiannya menurut kawan2Q (tentunya Q yang mengusulkan), kalo kita berbuat sesuatu yang berarti, kita akan mati. dan pengertian ine tetap mengakar di pikiran kami. ditambah, para pelopor kemerdekaan negeri ini setelah berarti, sekarang mereka mati. sudah sangat jarang Q dengar anak SD meng-elu elukan bung karnoe dan sekawanannya.
sudahlah! ternyata yang berarti pasti mati. apalagi yang gak berarti? Q yakin mereka yang gak pernah berarti tidak akan mati. karena mereka memang gak pernah hidup.
kesimpulanku; semua orang yang hidup itu berarti, dan semua yang berarti itu hidup.
>>=== Semoga Anda berkenan ===>>
0 comments:
Post a Comment
Terimakasih telah meninggalkan jejak