Di sini boleh ngawur, ketawa, misuh, teriak dan sebagainya karena blog ini hanya TA-KAN-TAH. Takantah berarti tidak sungguhan, bisa fiktif belaka, namun blog ini nyata.

Sunday, October 18, 2015

Masa Tua Rangga-Cinta Jadi Pencuci Motor?


Menjelang salat asar berjamaah. Sekitar jam 14.00 terbesit pikiran untuk service motor. Seketika itu aku bawa motor Suzuki Smash N 3414 HR ke bengkel. Bengkel terdekat dan menurutku pelayanan berkualitas ada di perempatan jalan Semanding desa Sumber Sekar, + 50 meter dari tempatku, Perum Permata Puncak Sengkaling (PPS).

Kasihan. Motor itu sudah lebih empat bulan tidak kuganti oil, tidak kumandikan dan kuservice. Cukup lama sampai kondisinya memprihatinkan. Aku dari lubuk hati paling dalam merasa kasihan pada motor yang selam ini menemaniku menempuh perjalan dari PPS ke kampus, dari Malang ke Surabaya bahkan dari Malang ke Madura dan sebaliknya. Banyak kisah yang telah kujalani bersama motor berwarna merah itu. Namun kasihan dia memiliki tuan sepertiku. Tidak berprikemotorankah aku?

Lebih dari itu, aku berusaha memperbaiki perlakuanku pada si motor. Kali ini, aku mengganti oil-nya, menservicenya, dan terakhir aku bawa ke tempat cuci motor. Motor super tangguh itu harus mandi biar tambah kece. Loh masak cuma tuannya yang kece dan motornya enggak?

Ada yang menarik. Sewaktu menyusuri jalan mencari tempat cuci motor yang sanggup memberikan pelayanan terbaik untuk si motor terbaik, aku tertarik lihat suatu tempat cuci motor. Bukan karena tempatnya bagus, mewah atau terdapat tanda pelayanan berkualitas modern. Bukan karena itu. Justru tempat ini tidak dilengkapi dengan peralatan modern seperti mesin cuci steam atau salju, tapi tidak terbilang kuno juga sebab di tempat ini ada mesin penyemprot air. Hanya penyemprot. Lalu apa yang menarik?

Nah, yang menarik perhatianku adalah pencuci motor. Jadi begini, sewaktu itu kebetulan sedang ada satu motor Vario 125 cc yang sedang dicuci. Hanya di tampai ini yang kubilang sepi, sebab di rental cuci yang lain setidaknya ada 3 motor plus mobil yang dicuci. Aku memaklumi hal ini, karena rental yang lain lebih menjanjikan pelayanan berkualitas modern.  Si pemilik rental cuci motor adalah seorang kakek-nenek. Umur mereka sekitar 60-70 tahun. Mereka berdua lah yang mencuci motor para pengguna jasa. Kuperhatikan sekilas, cara kerga mereka cekatan, berintegritas dan (yang paling menarik perhatianku) mereka mesra.

Selayaknya sepasang kekasih dibakar asmara kakek-nenek ini mencuci motor dengan perasaan cinta. Pelan, lembut tapi bersih. Padahal ya, si Smash kotorannya tuh sampai berkarang, boleh dibilang “dekil of kuman”. 

Tiba giliran si Smash mandi. Menurutku kakek-nenek akan mengrutu atau paling tidak menyindir si tuan Smash kenapa kotorannya samapai sebegitu memprihatinkannya. Eh, ternyata tiadak. Mereka tersenyum sebagaimana pada tuan motor Vario, senyum yang sama.

Selebihnya pasangan kekasih ini membersihkan si Smash seperti mereka sedang bermesraan. Saling cumbu rayu, saling gelitik, saling memadu kasih dan rindu. Wes, pokoknya joss lah. Kalau digambarkan, kemesraan kakek-nenek ini semesra Rangga dan Cinta di filem AADC. Oh, My Good!!! Jangan-jangan kakek-nenek ini adalah Rangga dan Cinta yang asli? 


Kakek Rangga dan Nenek Cinta, aku penggemar kalian. Tanda tangannya dong, di body smash boleh. Cepet ya, soalnya aku buru-buru mau adzan asar.

>>=== Semoga Anda berkenan ===>>

1 comment:

Terimakasih telah meninggalkan jejak

Muktir Rahman

Muktir Rahman
Muktir adalah nama langka, tidak banyak yang memilikinya, di Negeri ini. Sulit diucapkan, sulit dihafal tapi tidak sulit dikenang.
TA KAN TAH. Powered by Blogger.

My Blog List

Labels